Diceritakan
oleh Wahab bin Munabbih rah.a., bahwa pada masa tuanya, Abdullah bin Abbas r.a.
telah menjadi buta. Pada suatu hari saya menuntunnya ke Masjid Haram. Di sana
ia mendengar beberapa orang sedang bertengkar dengan suara keras. Dia berkata, “Bawalah
saya kepada mereka.” Sesampainya di sana, dia memberi salam kepada mereka.
Setelah membalas salamnya mereka mempersilakan Ibnu Abbas r.a. duduk,
tetapi dia menolaknya. Kemudian dia berkata, “Apakah kamu tidak mengetahui hamba-hamba
Allah yang sebenarnya? Mereka adalah manusia yang tidak ingin berkata-kata
karena takut kepada Allah. Walaupun mereka tidak bisu bahkan dapat menggunakan
bahasanya dengan fasih tetapi karena selalu memuji Allah, mereka tidak dapat
berkata yang sia-sia. Apabila mereka telah sampai kepada tingkat keimanan yang
seperti itu, mereka segera berbuat kebajikan. Mengapa kalian menyimpang dari
jalan ini?”
Setelah
peristiwa itu, Wahab bin Munabbih rah.a. berkata, “Setelah kejadian itu,
saya belum pernah melihat dua orang pun berkumpul dalam satu tempat di dalam
Masjidil haram.” .
.
Hikmah:
Dalam kisah di atas, Abdullah bin Abbas r.a. telah memberikan suatu cara untuk
bersungguh-sungguh dalam beramal shaleh. Hal ini tentu saja memudahkan kita untuk
beramal shaleh lainnya. Kita harus yakin, bahwa semua itu akan menambah
keikhlasan dalam hati kita. Tidaklah sulit bagi kita untuk mencobanya paling
sedikit untuk sehari semalam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan