Mu’awwid
bin Harits bin Rifaah al Afra, atau lebih dikenal dengan nama Mu’awwid bin
Afra,adalah seorang pemuda dari kalangan Anshar yang memeluk Islam sejak awal
Islam didakwahkan di Madinah.
Ia
berasal dari kabilah Bani Najjar, termasuk suku Khazraj. Dalam perang Badar, ia
menerjunkan diri bersama dua saudara kandungnya, Auf bin Harits al Afra dan
Mu’adz bin Harits al Afra.
Pada
awal perang Badar, tiga orang tokoh kafir Quraisy mengajukan tantangan duel
terhadap pasukan muslim. Segerasaja Mu’awwidz bersama saudaranya Auf dan
seorang sahabat Anshar lainnya, Abdullah bin Rawahah menyambut tantangan
tersebut. Tetapi mereka menolak berduel dengan para sahabat Anshar tersebut dan
menginginkan tokoh Quraisy untuk menghadapinya, maka Nabi SAW memanggil mundur
mereka. Walau kecewa karena tidak bisa segera membaktikan diri pada pertarungan
pertama, mereka patuh dengan perintah Nabi SAW.
Ketika
perang Badar mulai berkecamuk dengan sengitnya, Mu’awwwid bersama sahabat
Anshar lainnya, Mu’adz bin Amr bin Jamuh merangsek maju ke posisi terdepan.
Mereka menghampiri Abdurrahman bin Auf yang berada di ujung tombak pasukan, dan
bertanya,"Wahai paman, tunjukkan padakumana yang namanya Abu Jahal?"
Abdurrahman
bin Auf sempat heran dengan semangat dan keberanian dua pemuda itu, yang masuk
begitu jauh ke jantung pasukan musuh. Ia menanyakan keperluannya dengan Abu
Jahal, maka Mu'adz bin Amr dengan semangatnya menjawab, "Kudengar ia suka
mencaci maki Rasulullah SAW, demi Allah yang diriku di tanganNya, jika aku
sudah melihatnya, takkan kubiarkan ia lolos hingga siapakah di antara kami berdua
yang terlebih dahulu mati..!"
Ibnu
Auf melihat kepada pemuda satunya, maka Mu'awidz bin Afra juga menegaskan
pernyataan yang sama seperti Mu’adz. Abdurrahman bin Auf memandang berkeliling
mencari keberadaan Abu Jahal.
Ketika
ia telah menunjukkan sosok tokoh kafir Quraisy tersebut, dua pemuda ini
langsung menghambur ke arah Abu Jahal. Saat itu Abu Jahal tengah naik kuda,
Mu'awwidz menyabet kaki kudanya hingga jatuh, dan Mu'adz menebas kaki Abu Jahal
hingga putus. Tetapi kemudian Ikrimah bin Abu Jahal datang, ia menyerang Mu'adz
dan mengenai pundaknya hingga hampir putus, sementara Mu'awidz menyerang Abu
Jahal dengan gencarnya hingga ia sekarat. Mu'adz sendiri sibuk bertempur
melawan Ikrimah dengan satu lengan hampir putus, dan karena terganggu dengan
keadaan lengannya itu, sekalian saja ia memotongnya. Setelah jatuhnya
(sekaratnya) Abu Jahal, Muawwidz membatu Mu’adz melawan Ikrimah hingga ia lari
tunggang langgang.
Setelah
robohnya Abu Jahal, mereka berdua menemui Rasulullah SAW dan menceritakanapa
yang mereka lakukan terhadap Abu Jahal. Masing-masing mengaku sebagai pembunuh
Abu Jahal, karena itu beliau meminta mereka menunjukkan pedangnya. Setelah
memeriksa pedang-pedang mereka itu, beliau bersabda,"Kalian berdua telah
membunuh Abu Jahal..!"
Mereka
sangat gembira karena ‘misi’ untuk membunuh orang yang selama ini sangat
memusuhi dan menyakiti Nabi SAW telah berhasil. Mereka kembali terjun ke medan
pertempuran, dan akhirnya Mu’awwidz menemui syahidnya. Usai peperangan, Nabi
SAW memerintahkan para sahabat mencari Abu Jahal.
Akhirnya Abdullah bin Mas'ud
yang berhasil menemukannya tengah sekarat dan tak lama kemudian mati. Ia
memotong kepalanya dan membawanya kepada Rasulullah SAW. Semua harta rampasan
perang milik Abu Jahal diserahkan kepada Mu'adz bin Amr karena Mu'awidz telah
syahid dalam perang Badar tersebut
Tiada ulasan:
Catat Ulasan